Minggu, 27 November 2016

Hikmah Di Balik Musibah

Musibah. Pada dasarnya merupakan sesuatu yang begitu akrab dengan kehidupan kita. Adakah orang yang tidak pernah mendapatkan musibah ? Tentu tidak ada. Musibah dalah salah satu bentuk ujian yang diberikan ALlah SWT kepada manusia. Ia adalah sunnatullah yang berlaku atas para hamba-Nya. Ia bukan berlaku pada orangorang yang lalai dan jauh dari nilai-nilai agama saja. Namun juga menimpa orang-orang mukmin dan orang-orang yang bertakwa. Bahkan, semakin tinggi kedudukan seorang hamba di sisi  Allah, maka semakin berat ujian dan cobaan yang diberikan Allah kepadanya.
Karena Dia akan menguji keimanan dan ketabahan hamba yang dicintai-Nya.

Sesungguhnya di balik musibah itu terdapat hikmah dan pelajaran yang banyak bagi mereka yang bersabar dan menyerahkan semuanya kepada Allah yang menItakdirkan itu semua untuk hamba-Nya, diantara hikmah yang bisa kita petik antara lain adalah :

Musibah akan mendidik jiwa dan menyucikannya dari dosa dan kemaksiatan
"Apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh perbuatab tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS asy Syura : 30)

Dalam ayat ini terdapat kabar gembira jika kita mengetahui bahwa musibah yang kita alami adalah merupakan hukuman atas dosa-dosa kita.

Mendapatkan kebahagiaan (pahala) tak terhingga di akhirat
Itu merupakan balasan dari musibah yang diderita oleh seorang hamba sewaktu di dunia, sebab kegetiran hidup yang dirasakan seorang hamba ketika di dunia akan berubah menjadi kenikmatan di akhirat dan sebaliknya.

Sebagai parameter kesabaran seorang hamba 
Sebagaimana dituturkan, bahwa seandainya tidak ada ujian maka tidak akan tampak keutamaan sabar. Apabila ada kesabaran maka akan muncul segala macam kebaikan yang menyertainya, namun jika tidak ada kesabaran maka akan lenyap pula kebaikan itu.

Dapat memurnikan tauhid dan menautkan hati kepada Allah.
" Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri, tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo'a." (Fushilat ayat 51)

Memnunculkan berbagai macam ibadah yang menyertainya
Di anatara ibadah yang muncul adalah ibadah hati berupa khasyyah (rasa takut) kepada ALlah. Berapa banyak musibah yang menyebabkan seorang hamba menjadi istiqomah dalam agamanya, berlari mendekat kepada Allah menjauhkan diri dari kesesatan.

Dapat mengikis sikap sombong, ujub dan besar kepala
Jika seorang hamba kondisinya serba baik dan tak pernah ditimpa musibah maka biasanya ia akan bertindak melampaui batas, lupa awal kejadiannya dan lupa tujuan akhir dari kehidupannya. Akan tetapi ketika ditimpa sakit, mengeluarakan berbagai kotoran, bau tidak sedap, dahak dan terpaksa harus lapar, kesakitan bahkan mati, maka ia tak mampu memberi manfaat dan menolak bahaya dari dirinya.

Memperkuat harapan kepada Allah
Harapan merupakan ibadah yang sangat utama, karena menyebabkan seorang hamba hatinya tertambat kepada Allah dengan kuat. Apalagi orang yang terkena musibah besar, maka kondisi seperti ini satu-satunya yang jadi tumpuan harapan hanyalah Allah semata.

Merupakan indikasi  bahwa Allah menghendaki kebaikan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfu' bahwa Rasullullah SAW bersabda,"Barang siapa yang dikehendaki oleh Allah kebaikan maka Allah akan menimpakan musibah kepadanya," (HR. al Bukhari). Seorang mukmin meskipun hidupnya sarat dengan ujian dan musibah namun hati dan jiwanya tetap sehat.

Allah tetap menulis pahala kebaikan yang biasa dilakukan oleh orang yang sakit
Dari Abdullah bin Amr dari Rasullullah SAW ,"Tidak seorangpun yang ditimpa bala pada jasadnya melainkan Allah memerintahkan kepada para malaikat untuk menjaganya, Allah berfirman kepada malaikat itu," Tulislah untuk hamba-Ku siang dan malam amal shaleh yang (biasa) ia kerjakan selama ia masih dalam perjanjian denganKu," (HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya) 

Dengan adanya  musibah seseorang selalu dalam keadaan senang dan sehat maka ia tidak akan mengetahui derita orang yang tertimpa cobaan dan kesusahan, dan ia tidak akan tahu pula besarnya nikmat yang diperoleh.

Hendaknya seorang hamba bersabar dan memuji Allah ketika tertimpa musibah, sebab walaupunia sedang terkena musibah, seseungguhnya masih ada orang yang lebih susah darinya, dan jika tertimpa kefakiran maka pasti ada yang lebih fakir lagi. Hendaknya ia melihat musibah yang sedang  ditermanya dengan keridhaan dan kesabaran serta berserah diri kepada Allah Dzat yang telah mentakdirkan musibah itu untuknya sebagai ujian atas keimanan dan kesabarannya.

Inbul Qayyim menukil ucapan 'Ali bin Abu Thalib ra: " Tidaklah turun musibah kecuali dengan sebab dosa dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah SWT kecuali dengan bertobat," ( Al-Jawabul Kafi hal.118)

Marilah kita kembali kepada Allah dengan bertaubat dari segala dosa dan khilaf serta menginstrospeksi diri kita masing-masing apakah kita termasuk orang yang terkena musibah sebagai cobaan dan ujian keimanan kita ataukah termasuk mereka wal'iyadzubillah yang sedang disiksa dan dimurkai oleh Allah karena kita tidak mau beribadah dan banyak melanggar larangan-larangan-Nya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar