Senin, 14 November 2016

Buat Apa Berjilbab Jika .................





Dalam keseharian kita mungkin kita pernah mendengar pertanyaan : "Kenapa kamu tidak berjilbab ?" Maka akan dijawab ," Aku jilbabin hatiku dulu".

Ungkapan seperti ini mengandung maksud, sebelum aku berjilbab, aku akan memperbagus akhlaqku dulu, sehingga ketika aku sudah berjilbab, maka jilbabku tidak ternoda oleh perangai burukku.

Lebih Baik Tidak berjilbab

Pemikiran seperti ini didasarkan pada banyaknya kasus korusi, pencurian dan banyak kriminal yang lain yang mana pelakunya mengenakan jilbab. Hal ini terlihat pada saat di persidangan. mudah dijumpai seorang terdakwa wanita yang muslim pastilah ketika menghadap pak Hakim di persidangan, ia mengenakan jilbab. Termasuk jika si pesakitan laki-laki, biasanya ia akan mengenakan baju koko lengkap dengan pecinya. Maka asumsi di atas makin berkembang liar dan setan pun mulai mempengaruhi hati manusia sehingga banyak muslim yang beranggapan bahwa berjilbab atau tidak sama saja. Bahkan ada satu ucapan yang lebih ekstrim dari itu, yaitu ungkapan : " Lebih baik berperangai baik, tidak korupsi dan tidak memakai jilbab, daripada memakai jilbab tapi kelakuannya tidak mencerminkan pakaiannya."

Syubhat setan

Ucapan di atas yang terlihat logis dan baik sesungguhnya merupakan ucapan manusia yang telah ditipudaya oleh setan, kenapa demikian ?
Yang pertama ucapan sebagaimana di atas pada dasarnya merupakan ajakan atau seruan untuk menunda memakai jilbab, nanti setelah akhlak baik baru berjilbab.

Yang kedua, ucapan sebagaimana di atas pada dasarnya mengarahkan para muslimah untuk meninggalkan jilbab, kenapa demikian ? Karena tidak mungkin ada seseorang yang mampu untuk berperilaku bagus seratus persen tanpa cela, dan ketika ia mendapati dirinya masih saja berperilaku buruk  maka iapun tidak mau mnegenakan jilbabnya dikarenakan masih berperilaku buruk.
Jadi ini tujuan utama setan memberikan syubhat kepada para wanita dengan ungkapan yang seolah logis dan baik, sehingga para awanita terpengaruh dan meninggalkan syariat Allah untuk berjilbab.

Begitulah setan, merusak hati seorang muslim dengan mempermainkan akalnya, ia melihat syariat jilbab dari sisi yang tidak seharusnya dilihat dari sana. Ia melihat syariat jilbab atau hijab itu hanya dikenakan bagi mereka yang berperangai bagus saja. Bagi mereka yang masih buruk akhlakny, jangan sekali-kali mengenakan hijab.

Jilbab Dulu baru .....

Ada pepatah Arab melalui syairnya yang kaya akan hikmah, pepatah itu berbunyi seperti ini :

"Tirulah orang-orang shaleh meskipun kalian tidak persis seperti mereka. Sungguh menyerupai orang-orang shaleh adalah sebuah keberuntungan."

Ya, begitulah seharusnya seorang muslim dan muslimah. Ia hanya dituntut untuk ikut-ikutan seperti orang shaleh , dan jika memang mereka belum bisa berakhlak sebagaiamana orang yang shaleh, maka minimal ikut-ikutan dulu. Lalu bagaimana bentuk ikut-ikutan itu ? Tentu, yang termudah adalah mengikuti cara berbusana mereka. JIka orang-orang shaleh memakai baju ketakwaan, seperti baju koko, hijab, dsb, maka cukup bagi kita untuk mengikuti berpakaian seperti mereka. Jika orang-orang shaleh itu suka pergi shalat jama'ah, berangkat ke kajian, kumpul dengan orang-orang shaleh, maka cukup sederhanan bagi kita, yaitu mengikuti perangai mereka. Maka dengan sendirinya dan pelan-pelan kita juga akan menajdi seperti mereka.

Sangatlah wajar jika kita sudah ikut-ikutan untuk menjadi seprti orang-orang shaleh akan tetapi masih saja belum bisa berperangai seperti mereka, hal itu dikarenakan perbedaan lingkungan, waktu keshalehan, didikan orang tua, dan berbagai faktor lain. Akan tetapi dengan berjalannya waktu. Insya Allah akan membaguskan perangai kita jika memang kita ada niat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar