Jumat, 23 Desember 2016

4 Golongan Ketika Ia Berdosa


Siapa sih sosok manusia yang tidak pernah berbuat salah? Para Nabi yang maksumpun pernah berbuat salah, hanya saja ketika mereka berbuat salah, hanya saja ketika mereka berbuat salah langsung mendapat teguran dari Allah dan bertaubat karenanya. Oleh karena itu manusia pasti telah pernah berbuat dosa maka pastilah kita pernah melihat orang lain berbuat dosa, pernah menyaksikan kedosaan orang lain. Apa yang manusiaa lakukan ketika melihat orang lain berbuat dosa atau kesalahan ? Paling tidak ada 4 golongan manusia dalam menyikapi hal ini :

Pertama : mereka menyebarkannya dan menambahkan bumbu-bumbu di atasnya
Kelompok yang pertama ini sangatlah mudah dijumpai dan di masyarakat. Kelompok yang pertama ini jelas telah melakukan dua dosa besar, pertama menyebarkan aib sesama muslim dan kedua membuat fitnah kepada si muslim dengan memberikan beberapa redaksi tambahan

Kedua : Mereka menyebarkannya dengan amanah
Kelompok yang kedua ini ketika melihat saudara muslimnya berbuat salah atau dosa maka ia menyebarkannya, ketika ditanya kenapa engkau menyebarkan aib saudaramu ? Maka sering kita mendapati alasan yang begitu indah," Agar kalian tidak terkena dampak dari sifat buruknya itu," Kelompok yang kedua ini merasa bahwa mereka telah melakukan yang makruf dan dengan amanah dalam menyampaikan aib saudaranya tanpa menambahkan redaksi yang lain.

Baik kelopmpok yang pertama atau yang kedua ini memiliki ciri-ciri khusus yang melekat pada mereka. Bahwa mereka ini suka sekali mencari kesalahan-kesalahan pada orang lain. Allah SWT berfirman :

" Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat [049]:12).

Ketiga : mereka tidak menyebarkannya dan acuh tak acuh
Biasanya kelompok yang ketiga ini adalah kelompok yang anti sosial, tidak pernah peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya. DIa hanya peduli dengan urusan pribadinya saja.

Keempat : mereka tidak menyebarkannya tetapi mendatangi yang bersalah lalu menasihatinya
Kelompok keempat ini sering disebut dengan sebutan kaun muslihun atau kaum yang suka berbuat baik. Mereka tidak hanya baik dari sifat saja, akan tetapi mereka juga berbuat baik atau melakukan kebaikan kepada orang lain. Mereka yang melihat kesalahan saudaranya muslim maka mereka menyimpan keburukan itu dan tidak menyebarkannya lalu di kesempatan yang pas, mereka menasehati saudara muslimnya yang berbuat salah atau dosa.

Rabu, 21 Desember 2016

Waktu Jima' Terbaik

Buah hati tidak hanya pemanis rumah tangga, tapi juga merupakan penerus generasi setiap keluarga. Itulah kenapa keturunan merupakan satu diantara tujuan membina mahligai rumah tangga. Akan tetapi tidak semua pasangan mudah mendapatkannya. Ada yang  memang dikarenakan tidak meiliki kesehatan yang baik. Ada juga yang tidak bermasalah pada kesehatan, namun tidak memahami beberapa "rahasia" , satu diantaranya waktu terbaik untuk bercampur.

Pertanyaan yang sering tidak disadari banyak pasangan, kenapa pasangan suami istri perlu waktu terbaik untuk berhubungan badan? Sebagaiman yang telah dibuktikan teori sains, ada saat-saat dimana hormon testoteron (laki-laki) dan hormon endorfin (wanita) mencapai level tertinggi yang sangat tepat. Meskipun teori ini tidak menjamin 100 % pasangan berhasil membuahkan keturunan, karena ada beberapa faktor yang menghambat (mandul, penyakit dan yang lainnya).

    1. Pada tengah malam hingga dini hari (sebelum Subuh), tingkat melatonin wanita
        cenderung sangat rendah, dengan sensitivitas tinggi
    2. Pukul 14.00 - 16.00 , merupakan saat terbaik dalam sistem reproduksi wanita.
        Sperma yang diproduksi laki-laki juga memiliki kualitas terbaik.
    3. Situasi ini akan terulang pada pukul 20.00 - 22.00, dan puncaknya pada 00.00 - 04,00.
        Dokter umumnya menyarankan hubungan pasutri dilakukan pada kedua waktu tsb.

Sunnah Lebih Dulu Mengabarkan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sains, ternyata Nabi SAW mengabarkan 14 abad yang lalu di beberapa haditsnya yang mengatur waktu-waktu terbaik (produkstif) bagi pasangan untuk berjima'

Terlepas dari 2 waktu yang tidak disebutkan dalam haditsnya, ada satu waktu lagi yang disebutkan menjadi kebiasaan Nabi SAW sebagaimana yang diceritakan Aisyah radhiyallahu 'anha. Rasulullah mendekati istrinya setelah tahajud.

Dari al-Aswad bin Yazid, bahwa beliau pernah bertanya kepada Aisyah tentang kebiasaan shalat malamnya Nabi SAW.

"Rasulullah SAW tidur di awal malam, kemudian bangun tahajud. Jika sudah memasuki awaktu sahur, beliau shalat witir. Kemudian kembali ke tempat tidur. Jika beliau ada keinginan, beliau mendatangi istrinya. Apabila beliau mendengar adzan, beliau langsung bangun. Jika dalam kondisi junub, beliau mandi besar. Jika tidak junub, beliau hanya berwudhu kemudian keluar menuju shalat jamaah." (HR. an-Nasai 1680 dan dishahihkan al-Albani)

Dari hadits di atas (keterangan  Aisyah), sebagian ulama lebih menganjurkan agar hubungan pasutri dilakukan di akhir malam, setelah tahajud. Ketika menjelaskan hadis ini, Mula Ali Qori mengutip keterangan Ibnu Hajar yang menjelaskan :
" Mengakhirkan hubungan badan hingga akhir malam itu lebih baik. Karena di awal malam terkadang pikiran orang itu penuh. Dan melakukan jima' di saat pikiran penuh, ....... (Mirqah al-Mashabih,4 / 345).

Pernyataan Ibnu Hajar merupakan salah satu pertimbangan terkait dampak baik ketika hubungan badan diakhirkan hingga mendekati sahur meskipun tidak harus menjadikan hujjah yang wajib dilakukan.




Sedekah Menggugurkan Dosa



"Shodaqah menghapus dosa seperti air memadamkan api " (HR Ahmad)

Bisakah kita menjamin satu hari saja hidup tanpa berbuat dosa ? Walaupun dsa kecil sekalipun, sesungguhnya kita sering berbuat dosa pada baik makhluk hidup maupun kepada Allah SWT, setiap harinya. Dan meskipun dosa kecil tetapi bila terus bertumpuk tanpa disadari untuk bertobat, tentu dosa yang kecil yang dilakukan terus menerus akan menjadi dosa besar.

Namun Allah itu Maha Penyayang, Allah tahu hamba-Nya tidak mampu untuk menghindari dari semua dosa kecil dalam kehidupan ini. Oleh karena itu Allah memberikan rahmat-Nya melalui lisan Nabi-Nya, cara-cara menghapus dosa, salah satunya dengan sedekah yang kita budayakan maka ampunan Allah akan terus mengalir kepada kita.

" Jika kamu menampakkan sedekah(mu) , maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu ( karena sedekahmu itu), dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. 2 : 271)

Pertanyaannya, kenapa kita perlu membersihkan diri dari dosa-dosa ? Karena dosa itu bersifat gelap, dan kegelapan itu menutup hati. Sementara hati yang tertutup kegelapan itu di sampaing jauh dari rahmat Allah, juga membuat jauhnya dari perilaku akhlak yang baik lagi terpuji, disebabkan ketidakmampuannya melihat mana yang benar dan sesuai kehendak Allah, dan mana yang seolah-olah benar bahkan yang salah.

Bagaimana bisa melihat jika hati tertutup?

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah SAW beliau bersabda :" Seorang hamba itu bila melakukan suatu kesalahan, maka diletakkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Jika ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, maka hatinya dibersihkan. Namun bila ia kembali (maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang disebut"ar raan" yang ALlah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka," (Tirmidzi, 3 .334)

Subhanallah, Rasulullah SAW telah memebrikan nasehat untuk kita semua, bahwa

   1. Dosa itu harus dihilangkan, karena dosa itu menutup hati dan menjauhkan dari rahmat
       Allah.
   2. Cara menghapus atau menghilangkan dosa itu adalah dengan bersedekah
   3. Sedekah itu haruslah rutin kita lakukan, karena api tidak akan padam dengan sekali
       guyur, tetapi api akan padam dengan guyuran air terus-menerus.

Senin, 12 Desember 2016

Makan Steak


Bagi yang suka wisata kuliner lintas daerah dan negri pasti sangat akrab dengan makanan daging bakar atau yang sering kita sebut dengan steak. Dagingnya yang empuk memberikan cita rasa yang istimewa bagi penikmat daging.

Secara sederhana, steak adalah daging yang dipotong dari seekor sapi (ayam atau ikan) yang kemudian dimatangkan dengan secara dibakar di atas bara, dibakar di atas nyala api, dioven, atau bahkan digoreng. Steak pada umumnya berasal dari daging sapi, yang dimasak singkat. Pada umumnya disajikan dengan nasi, kentang, roti atau pasta.

Makanan yang satu ini banyak ditemui di Indonesia. Dari namanya memang jelas bahwa makanan ini bukan dari Indonesia, tapi karena bukan berasal dari Indonesia pasti banyak di antara kita yang bingung dengan cara makan steak yang memasyarakat dan tata cara itu memang berasal dari negri asal (Eropa) makanan itu.

Berikut caranya :
   1.  Letakkan pisau di sebelah kanan dan garpu di sebelah kiri
   2.  Tahan daging dengan garpu dan potong kecil-kecil menggunakan pisau.
   3.  Makan satu persatu dengan garpu setelah memotong pada saat itu juga.
   4.  Posisi garpu menghadap ke atas saat memasukkan daging ke mulut.

Cara makan yang benar

Apabila kita melihat dengan seksama cara makan yang seperti demikian memang terasa janggal bagi kita warga Indonesia yang memiliki kebiasaan makan dengan menggunakan tangan kanan, bukan tangan kiri. Ini yang menjadi salah kaprah bagi masyarakat Indonesia ketika makan daging steak, mengikuti tata cara orang barat dengan menggunakan tangan kiri. Di rumah makan steak biasanya hanya tersedia garpu, dan pisau saja. Pisau untuk memotong daging steak, lalu selanjutnya garpu yang berada di tangan kiri berfungsi untuk mengambil steak yang sudah dipotong tadi lalu dimasukkan ke dalam mulut kita.

Makan dan minum merupakan aktifitas sehari-hari . Islam memebrikan tuntunan bahwa kebiasaan harian manusia bisa menjadi ibadah. Hal itu bisa terjadi tidak lain dan tidak bukan dengan memepersembahkan segalanya hanya untuk Allah, yaitu niat untuk beribadah kepadanya.

Kita juga mengetahui bahwa satu ibadah tidak akan diterima Allah kecuali dengan 2 syarat , yaitu ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasullullah SAW. Dan karena syariat Islam adalah syari’at yang sempurna, maka hal-hal yang terkait makan dan minum pun telah ada tuntunannya melalui uswah hasanah kita yaitu Rasullullah SAW.

Beliau bersabda :
Jika seseorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia makan dengan tangan kanannya. Jika minum maka hendaknya juga minum dengan tangan kanannya, karena setan makan dengan kirinya dan minum dengan tangan kirinya pula.” (HR. Muslim)

Artinya makan dengan menggunakan tangan kiri adalah kebiasaan yang dilakukan oleh makhluk Allah yang dilaknat yaitu setan. 
Lantas bagaimana mungkin seorang muslim mengikuti perbuatannya ?

Hukum Makan Dengan Tangan Kiri

Dalam kitab yang sama disebutkan riwayat lainnya , “Ada seorang laki-laki makan di samping Rasullullah dengan tanga kirinya. Lalu Rasullullah bersabda,”Makanlah dengan tangan kananmu!” Dia malah menjawab,” Aku tidak bisa,” Beliau bersabda,” Benarkah kamu tidak bisa?” Dia menolaknya karena sombong. Setelah itu tangannya tidak bisa sampai ke mulutnya,” (HR. Muslim)
Dari hadits tersebut telah jelas bagi kita bahwa makan dan minum dengan tangan kiri hukumnya adalah haram. 
Dan untuk kaum muslimin yang melakukannya maka dia berdosa.

Syaikh Utsaimin dalam kitab syarah Riyadlussholihin mengatakan :

   1  Takabburlah yang menghalanginya menolak perintah Nabi SAW
   2. Takabburlah yang menghalanginya makan dan minum dengan tangan kanan

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa sombonglah yang mengeluarkan setan dari surga
Dan setiap kita makan dengan tangan kiri pasti ada  rasa sombong pada diri kita, karena itu adalah sifat yang diwariskan dari setan.

Inilah sunnah yang sudah banyak dilupakan oleh kaum muslimin yang merasa malu jika makan dengan tata cara islami. Mereka merasa dikucilkan dan dibilang ketinggalan zaman. 
Bangga jika makan dengan kiri, senang menghadiri standing party. Jika ini dibiarkan maka perlahan tapi pasti, kaum muslimin akan meninggalkan sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu sudah sepantasnya pendidikan agama dimulai sejak dini, dan hal itu tidak mungkin dilakukan jika orang tua tidak memiliki ilmu.

Sabtu, 03 Desember 2016

Memilih Pemimpin Dunia dan Akhirat


Diantara kaidah penting dalam ajaran agama Islam yang mulia ini adalah, menyerahakan urusan yang berhubungan denga kemaslahatan umum, seperti masalah politik dan kemasyarakatan, kepada para ulama, yaitu orang-orang yang memiliki ilmu yang mendalam tentang agama. Jika orang-orang yang kurang paham ilmu agama secara mendalam berkomentar maka akan muncul kerusakan-kerusakan dalam masyarakat.

Termasuk syarat dalam memilih pemimpin yang paling utama adalah seorang muslim, sehingga harus bertauhid pada Allah, melakukan shalat, sehingga dalam segala perilakunya mendapat pengawasan dari Allah

Hampir semua ulama dari berbagai mazhab sepakat bahwa umat Islam dilarang mengangkat (memilih) pemimpin dari kalangan non Muslim, landasan dasar para ulama tersebut rata-rata merujuk kepada QS Ali Imran ayat 28 tentang larang Allah menjadikan orang-orang kafir sebagai auliya (pemimpin, kekasih, orang dekat dan semacamnya)
Allah berfirman di dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 28 ,"Tidak boleh orang mukmin mengangkat orang kafir sebagai pemimpin dengan meniggalkan orang mukmin,"

Ayat ini mengandung pengertian bahwa seorang  pemimpin harus mempunyai akidah yang kuat dengan bersikap bara terhadap orang-orang kafir. Jika orang-orang kafir ini dijadikan pemimpin maka yang terjadi mereka akan loyal pada orang-orang kafir sertarasa cinta mereka terhadap orang kafir lebih besar terhadap orang-orang mukmin,

Selain itu seorang pemimpin haruslah adil sebagaimana firman Allah dalam surat An Nisa 35
"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau bapak ibu dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya atau miskin, Allah lebih mengetahui kemaslahatan keduanya."

Keadilan yang diserukan Al-Qur'an pada dasarnya mencakup keadilan di bidang ekonomi, sosial, dan terlebih lagi, dalam bidang hukum. Seorang pemimpin yang adil, indikasinya adalah selalu menegakkan supremasi hukum, memandang dan memperlakukan semua manusia sama di depan hukum, tanpa pandang bulu. Hal inilah yang telah diperintahkan Al-Qur'an dan dicontohkan oleh Rasullullah SAW ketika bertekad untuk menegakkan hukum (dalam konteks pencurian), walaupun jika pelakunya adalah putri beliau sendiri, Fatimah.

Pilih pemimpin yang mau mencegah dan memberantas kemungkaran seperti KKN, manipulasi , dan lain sebagainya. Mencegah kemungkaran dengan tangan adalah keutamaan seorang pemimpin yang diamanahi kekuasaan, sebab tidak semua orang bisa menegakkan yang hak dan memerangi yang batil jika tidak diamanahi kekuasaan.

Pilih pemimpin yang cerdas, sehingga dia tidak bisa ditipu oleh anak buahnya atau kelompok lain sehingga merugikan negara. Pemimpin yang cerdass punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan rakyatnya.

Intinya, ajaran Islam sangat tegas melarang pemeluknya untuk memilih pemimpin dari kalangan non muslim.

Tahayyur


Tahayyur secara bahasa adalah mashdar dari kata tathayyara yang berarti burung. Karena bangsa Arab (sebelum datangnya Islam) yaitu, menentukan nasib sial dan nasib baik dengan menggunakan burung-burung, melalui cara yang telah mereka ketahui, yaitu dengan melepaskan seekor burung, kemudian dilihat apakah  burung tersebut  terbang ke kanan, ke kiri, ataukah terbang ke arah yang mendekati (kanan atau kiri).
Jika (burung tersebut) terbang ke arah kanan dia pun bernagkat (maju),(dan jika) terbang ke arah kiri, maka dia pun mundur (menahan diri untuk berangkat).

Adapun ("At-Tathayyur") dalam istilah (syariat) adalah merasa bernasib sial disebabkan karena sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui (selain dari yang dilihat atau didengar).

Perbuatan "At-Tathayyur" atau "Ath-Thiyarah" haram untuk dilakukan, karena termasuk perbuatan sirik.
"Ath-Thiyarah adalah kesyirikan, ath-thiyarah adalah kesyirikan (3 kali)." (HR. Abu Dawud)

"Ath-Thiyarah" dapat dihilangkan dengan Tawakkal Kepada Allah SWT saja. Bergantung hanya kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan manfaat atau menolak mudharat, serta mengiringinya dengan usaha.
Sehingga apapun yang menimpa nkita baik berupa kesenangan, kesedihan, musibah, dan yang lainnya, kita yakini bahwa itu semua merupakan kehendak-Nya yang penuh dengan keadilan dan hikmah. Rasullullah SAW mengajarkan kepada kita (umat Islam) sebuah doa yang artinya

"Ya Allah, tidaklah kebaikan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidaklah kesialan itu datang kecuali dari-Mu, dan tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau." (HR. Ahmad)

Dengan mengetahui perkara tersebut, kita berharap bisa lebih berhati-hati dalam menyikapi seuatu keyakinan-keyakinan yang tidak bersumber dari Al-Qur'an maupun Al-hadits.

Jumat, 02 Desember 2016

QAZA'

Menurut ilmu sosiologi bahwa zaman akan berulang kembali ke masa tertentu. Seperti halnya mode pakaian, mode yang dulu pernah menjadi trend kini kembali awalau dengan sedikit modifikasi dengan lebih memperhatikan aspek modernitas. Begitu pula dengan mode potongan rambut, mencukur sebagian rambutpun kini juga banyak dipakai oleh orang-orang masa kini yang juga banyak dipakai oleh orang-orang masa kini terutama para selebriti yang sering menjadi percontohan model.
Mode potongan rambut itu dalam islam disebut sebagai QAZA'

Pengertian
Secara bahasa , qaza' adalah mencukur sebagian rambut dan meninggalkan sebagian yang lain, entah itu di tepi, tengah , depan, belakang atau sebaliknya.

Ibnu'Abidin mendefinisikan qasa' adalah mencukur sebagian rambut dan membiarkan sebagian yang lain beberapa bagian kurang lebih seukuran 3 jari.
An-Nawawi mengatakan bahwa qaza' adalah "mencukur sebagian rambut kepala"

Pendapat Empat Mazhab

1. Mazhab Hambali
    Al-Mardawi dalam kitab al-Insaf berkata : "Makruh Qaza 'tanpa ada pertikaian yaitu
    mencukur sebagian kepala dan meninggal sebagian yang lainnya."

2. Mazhab Maliki
    An-Nafrawi berkata:"Makruh Qaza yaitu membelah rambut dengan mencukur tengahnya"

3. Mazhab Hanafi
    Imam ibnu Abidin berkata dalam Hasyiahnya : "Makruh Qaza " yaitu mencukur sebagian
    dan membiarkan yang lain terpisah-pisah sekedar 3 jari"

4. Mazhab Syafii
    Imam Nawawi berkata dalam kitab Raudatut Talibin:" Makruh Qaza yaitu mencukur
    sebagian kepala apakah di tempat yang berbeda atau tempat yang sama.

Ulama-ulama fikih sepakat bahwa hukum qaza adalah makruh artinya tidak disukai, lebih baik ditinggalkan daripada dikerjakan meskipun kalau dikerjakan tidak mengakibatkan dosa.

Hukum makruh ini disimpulkan dari larangan Rasullullah SAW mengenai perbiatan seperti ini, "Cukurlah semuanya atau biarkan semuanya." (HR Bukhari dan Muslim)
Alasan kemakruhan, karena Qaza' merusak penciptaan (rambut yang indah menjadi tidak indah karena dicukur tidak merata)

Kesimpulan
1. Ulama mengatakan larangan ini tidak haram karena termasuk dalam bab adab
2. Diboleh qaza' untuk tujuan pengobatan seperti yang disebut oleh Imam Nawawi
3. Menggunting dan menipiskan tepi tidak termasuk dalam larangan
4. Berdosa mengeluarkan hukum haram qaza' jika dia bukan ulama yang mujtahid

Model Rambut Rasul
Rasul memiliki beberapa gaya rambut (HR Abu DAwud no 4186 dan 4191, Ibnu Majah no 3634 dan 3635, Bukhari dan Muslim)

1. Beliau pernah memanjangkan rambut sebatas bahu, di atas bahu, pertengahan telinga,
    dan di antara telinga dan pundak
2. Beliau pernah menguncir rambutnya menjadi 4 bagian
3. Beliau pernah membelah rambutnya ke salah satu sisi kepalanya
4. Aisyah radhiyallahu 'anha pernah menyisir rambut Rasullullah dan membelah dari
    tengah ubun-ubunnya. Atu melepaskan ranmbut yang ada di ubun-ubunnya di
    antara 2 matanya .

Kita sebagai umat muslim yang bermanhajkan ahlussunnah wal jama'ah tentunya kita seharusnya lebih mencontoh apa yang pernah dilakukan oleh NAbi SAW sebagai sebuah kesunnahan, bukan mencontoh perilaku orang-orang yang tidak selaras dengan apa yang dituntunkan oleh Nabi kita.



Kamis, 01 Desember 2016

LGBT Mengundang Azab Allah


وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Yang Artinya :
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu, dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya." (Al-Anfaal : 25)

Ayat ini mengisyaratkan bahwa siapa saja yang tinggal di suatu daerah dan di sana kemaksiatan merajalela, lalu orang-orang shaleh di sana  diam saja tanpa ada tindakan amar ma'ruf nahi mungkar maka mereka orang-orang shaleh diminta siap-siap untuk ikut kecipratan adzab dari Allah SWT. Dan dalam hal ini orang-orang yang mendiami tempat dimana tempat tersebut ada pelaku seks menyimpang dengan terang-terangan, maka orang yang tidak ikut-ikutan pun akan ikut terkena adzabnya. Dengan demikian, umat Islam diminta segera memberangus kemaksiatan yang dilakukan secara terang-terangan tersebut, atau bila tidak mampu maka mengungsi atau pindah ke tempat yang di sana tidak tersebar bebas perilaku seks menyimpang.




Berikut beberapa adzab Allah SWT yang Allah timpakan pada kaum pelaku seks menyimpang dari masa ke masa :

Kaum Nabi Luth AS
Peristiwa kaum Luth disebutkan berulang-ulang dalam Al-Qur'an. Salah satunya Surat Hud ayat 69-83. Dalam tafsir Imam Qurtuby dan Ibnu Tafsir dijelaskan, bahwa  Nabi Luth AS diperintahkan Allah SWT ke negeri Sodom dan Gomorah untuk berdakwah kepada kaum yang masih dalam kesyirikan, kefasikan dan penyimpangan seksual secara terang-terangan dan berjamaah. Para ulama berpendapat mereka tahu kalau itu perbuatan jijik, najis dan Nabi Luth menyerukan satu kesucian tapi diingkari dan diusir. Bahkan mereka menantang untuk didatangkan adzab dari Allah jika memang yang disampaikan Nabi Luth AS itu benar adanya.
Maka Allah SWT mengutus 3 malaikat dengan wujud manusia menuju rumah Nabi Luth. Nabi Luth ketakutan melihat  tamu-tamunya yang sangat tampan , kekar dan berotot.
Istri Nabi Luth lalu berkhianat dengan mengabarkan kepada orang-orang kampung kalau ada santapan lezat. Tak berapa lama datanglah kaumnya dengan tergila-gila. Nabi Luth berdiri di depan pintu untuk menghalangi mereka sambil berkata," Takutlah kalian kepada Allah, jangan permalukan aku di depan tamu-tamuku, jangan ganggu mereka. Kalau kalian akan berhubungan, menikahlah dengan putri-putriku dengan qubul bukan dubur,"
Mereka menjawab,"Wahai Luth, kami tidak hasrat dengan putri-putrimu. Dan kau sudah tahu apa yang kami kehendaki, sekarang serahkan tamumu."
Tatkala mereka berhasil menerobos pintu maka para tamu ini menampar hingga membutakan mata mereka. Akhirnya mereka pergi tapi mengancam  akan datang lagi saat subuh."
Tatkala Nabi Luth semakin takut, tamunya berkata, " Wahai Luth aku adalah malaikat yang akan mengadzab kaummu. Maka pergilah nanti di tengah malam dan jangan seorang pun dari kalian menengok ke belakang kecuali istrimu. Sungguh istrimu akan terkena adzab sebagaimana adzab yang menimpa kaummu. Sesungguhnya waktu adzan akan menimpa saat subuh, bukankah waktu subuh sudah sangat dekat.
Kemudian Allah berfirman, "Telah datang keputusan Kami, maka Kami angkat, Kami jadikan yang bawah jadi atas yang atas jadi bawah. Malaikat Jibril dengan sayapnya memotong negeri Kaum Luth. Kemudian diangkat ke langit sampai di atas laludijatuhkan ke bawah. Sesampai di bawah ada suara halilintar lalu dihujani batu yang keras dan panas serta batu secara bertubi-tubi.
Para ulama mengatakan bahwa batu-batu tersebut telah ditugaskan oleh Allah dengan diberi tanda sesuai nama-nama mereka. Jadi meskipun saat itu meskipun ada kaum Nabi Luth yang sedang safar akan tetap dikejar hingga tak satu pun yang bisa lolos, semua binasa.

Adzab yang diterima kaum Pompeii
Jauh setelah Allah SWT membinasakan kaum Nabi Luth AS, di tahun 79 M terdapat suatu kaum yang memiliki kesamaan dalam hal maksiat dengan kaum Nabi Luth AS, bahkan kaum Pompeii ini konon sampai memaksa orang lain untuk berlaku seks menyimpang. Kaum yang bertempat tinggal di sebuah kota zaman Romawi kuno yang telah menjadi puing dekat kota Napoli dan sekarang berada di wilayah Campania, Italia.
Allah SWT binasakan kaum ini dnegan cara yang hampir mirip dengan kaum Nabi Luth AS yaitu dengan letusan gunung Vesuvius yang menghujam kota mereka, dan akhirnya kota yang ramai ini pun terkubur oleh lava dan  menghilang sebelum diketemukan lagi setelah berlalu 1600 tahun lamanya.

Adzab yang diterima kaum LGBT di Taiwan
Tepatnya di New Taipey City, Taiwan. Diadakan pesta besar-besaran kaum LGBT, tetapi pesta itu berbuntut maut untuk yang merayakannya, pesta yang awalnya penuh "kegembiraan" mendadak beralih jadi satu malapetaka. Api mendadak berkobar serta membakar beberapa ratus orang yang sedang berpesta. Yang menarik, persebaran api disangka akibat terpantik partikel metalik warna-warni "simbol" Pesta Pelangi. Setidaknya 500 orang dilaporkan menanggung derita luka bakar serta beberapa orang tewas lantaran kecelakaan itu.

Berkata Ummu Salamah RA, istri Rasulullah SAW, aku mendengar Rasulullah bersabda : " Jika timbul maksiat pada ummatku, maka Allah akan menyebarkan azab kepada mereka," Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah pada waktu itu tidak ada orang-orang shalih?" Beliau menjawab," Ada!" Aku berkata lagi," Apa yang akan Allah perbuat kepada mereka ?' Beliau menjawab," Allah akan menimpakan kepada mereka adzab sebagaimana yang ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat maksiat, tetapi nanti di akherat mereka (yang beriman dan tidak maksiat) akan mendapatkan keampunan dan keridhaan dari Rabbnya (tetapi azab tetap ditimpakan di dunia)." (HR. Imam Ahmad)