Minggu, 09 Juli 2017

Syafa’at Nabi




Berbicara mengenai syafaat Nabi Muhammad SAW, tentu tidak lepas dari pembicaraan jenis syafaat apa saja yang kelak akan diberikan Nabi kepada umatnya, dan juga tidak kalah pentingnya bagaimana cara untuk mendapatkan syafaat-syafaat itu? Berikut adalah jenis-jenis syafaat Nabi yang kelak akan didapat oleh umatnya :

1.      Syafaatul ‘Udzhma, saat manusia berdiri di hari kiamat dan mereka sangat membutuhkan untuk segera ditegakkan pengadilan Allah. Nabi Muhammad SAW yang berhak untuk memberikan syafaat ini.
2.      Syafaat Nabi Muhammad SAW untuk kaum yang kebaikan dan keburukannya sama sehingga tidak bisa masuk jannah.
3.      Syafaat Nabi Muhammad SAW untuk kaum yang seharusnya masuk neraka, agar tidak bisa masuk neraka.
4.      Syafaat Nabi Muhammad SAW untuk penduduk Jannah agar dinaikkan derajat / tingkatannya di Jannah.
5.      Syafaat Nabi Muhammad SAW untuk kaum agar masuk surga tanpa hisab tanpa adzab, seperti kepada Ukkasyah bin Mihshon.
6.      Syafaat Nabi Muhammad SAW bagi yang mendapatkan adzab untuk diringankan adzabnya, sebagaimana kepada paman beliau Abu Tholib.
7.      Syafaat Nabi Muhammad SAW agar seluruh kaum muslimin diijinkan masuk surga.
8.      Syafaat untuk pelaku dosa besar yang masuk neraka untuk dikeluarkan dan masuk surga. Syafaat ini juga bisa dilakukan oleh Malaikat, Nabi yang lain, maupun kaum mukminin (orang sholih), (disarikan dari Syarh al-Aqidah atThohaawiyyah karya Ibnu Abil Izz al-Hanafy (halaman 196-201).

Dari sekian banyak jenis syafaat maka bisa dipastikan semua muslim berkehendak mendapatkannya dalam segala keadaannya kelak di akhirat. Jika memang misalnya ia harus mampir ke neraka, maka ia akan berharap semoga sang Nabi memberikan syafaatnya agar ia tidak jadi masuk neraka. Atau apabila ia sudah masuk neraka, maka ia akan berharap syafaat Nabi agar dikeluarkan dari neraka.

Bagaimana cara mendapatkan syafaat Nabi ?

Banyak umat Islam yang melakukan banyak amalan dengan tujuan menggapai syafaat Nabi. Bahkan terkadang amalan-amalan yang ia kerjakan tanpa dalil yang bisa dijadikan sandaran bahwa amalan tersebut mampu mendatangkan syafaat Nabi. Karena urusan syafaat adalah perkara ghaib yang membutuhkan dalil naqli untuk memastikan apakah amalan tersebut memang mendatangkan syafaat Nabi. 

Dan di antara amalan umat ini yang ditujukan untuk mendapatkan syafaat Nabi adalah banyak membaca shalawat atas Nabi terutama di hari Jum’at, menghadiahkan bacaan Al-Fatihah untuknya, melakukan perjalanan ke Madinah untuk berziarah ke makam Rasulullah atau dengan merayakan hari kelahirannya dan masih banyak lagi. Semua ini dilakukan denga tujuan untuk menggapai syafaat Nabi. Para pengamal amalan ini berharap kelak ia akan beruntung dan bahagia di hari kiamat disebabkan mendapatkan syafaat Nabi.

Dalam masalah ini Rasulullah SAW pernah ditanya

Abu Hurairah mengisahkan bahwa ada seorang bertanya kepada Nabi :” Ya, Rasulullah, Siapakah orang yang paling bahagia dengan syafaatmu pada hari kiamat ?” Beliau menjawab,………….”orang yang paling bahagia dengan syafaatku adalah orang yang mengucapkan Laa ilaahaa ilallaah dengan ikhlas dari hatinya.” (HR. Bukhari No 99).

Ternyata cukup sederhana yaitu tidak usah ribet-ribet melakukan sebuah ritualyang menelan banyak biaya, tenaga dan pikiran yang banyak dilakukan oleh umat Islam dewasa ini. Cukup mengucapkan kalimah thoyibah Laa ilaaha illalloh dengan hati yang ikhlas tanpa dicampur adukkan dengan kesyirikan maka kelak ia adalah orang yang paling bahagia dengan syafaat Nabi.