Ucapan yang sudah sangat familiar
di telinga semua orang, ajakan berdoa bersama yang biasanya sering terlontar
ketika menghadiri sebuah acara dimana konteks acaranya untuk “umum” biasanya
ketika memasuki sesi acara berdoa, kalimat tersebut di atas sering diucapkan
mengajak untuk berdoa.
Lalu ada apa dengan kalimat itu ?
Secara sepintas sepertinya tidak ada yang salah dari kalimat itu, padahal kalau
dicermati bisa berdampak sistematik terhadap aqidah seseorang. Mungkin ada yang
bertanya-tanya,
lho memang kenapa?
Seorang Muslim jika mengucapkan
kalimat di atas, secara tidak sadar telah menganggap bahwa tuhan orang-orang
kafir dan keyakinan mereka itu ada dan benar , dan lebih parahnya lagi secara
tidak sadar seseorang yang mengucapkan hal ini beranggapan bahwa tuhan mereka
juga sama dengan tuhan orang Islam yang mampu mengabulkan suatu doa.
Sedangkan di dalam Al-Qur’an
diterangkan agama yang benar hanyalah Islam
Allah SWT Berfirman :
إِنَّ
الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوْتُواْ
الْكِتَابَ إِلاَّ مِن بَعْدِ مَا جَاءهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَن
يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللّهِ فَإِنَّ اللّهِ سَرِيعُ الْحِسَابِ ﴿١٩﴾
Artinya :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi
Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab
kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada)
di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Al Imran : 19)
Berikut contoh untuk lebih
memperjelas mengenai hal itu. Seorang guru memerintahkan anak-anak muridnya
sekelas untuk meminta uang kepada orang
tuanya hanya untuk keperluan sebuah acara atau untuk keperluan lain.
Kenapa guru memerintahkan semua
anak-anak muridnya untuk meminta uang pada orang tuanya masing-masing, itu
karena sang guru berfikir bahwa anak-anak mempunyai orang tua, dengan kata lain
orag tua mereka ada! Oleh karena itu dia memerintahkan mereka untuk meminta
pada orang tuanya masing-masing.
Sama dengan ucapan selamat hari
raya
Ucapan di atas sejatinya sama
dengan ucapan selamat hari raya. Dan jika seseorang mengucapkannya untuk orang
yang beda agama, bisa berakibat fatal untuk akidahnya. Para ulama sudah
membahas masalah itu panjang lebar dan MUI juga sudah mengeluarkan fatwa
harammya perihal itu.
Solusinya Apa ?
Jangan pernah berpikir tidak enak
atau takut menyinggung jika taruhannya adalah akidah seorang muslim, semua
masalah pasti ada solusinya dengan tetap menjaga kerukunan beragama dan tidak
pula menelantarkan akidah seseorang.
Jika seorang muslim diminta untuk
memimpin doa, alangkah baiknya dia berkata , “ mari kita berdoa kepada Allah,
Tuhan yang Maha Esa” lalu langsung membaca doa tanpa ada embel-embel kata-kata
lain.
Lain dulu lain sekarang
Dahulu umat Islam begitu bangga
dengan Islamnya, mereka tidak pernah keluar rumah melainkan memakai atribut
yang menunjukkan bahwa mereka muslim. Mereka bangga denga Islam yang mereka
sandang, mereka ingin dilihat bahwa mereka seorang muslim. OLeh sebab itu Allah
meninggkan derajat mereka di atas pemeluk agama lain.
Tahukah anda bahwa dahulu jika
seorang muslim melewati perkampungan orang kafir, semua orang kafir memberikan
hormat untuknya. Kenapa bisa begitu ? Karena ia bangga dengan Islamnya,
sehingga Allah menjadikan hati-hati orang kafir takut dan merasa rendah di
hadapan seorang muslim.
Lalu perhatikan denga umat Islam
sekarang, dengan bangganya mereka mengenakan atribut-atribut symbol orang-orang
kafir, mereka bangga dengan hal itu dan senang jika dia disebut mirip dengan
orang kafir.
Tidak takutkah bahwa kelak mereka
di akhirat dikumpulkan dengan orang-orang kafir ? Lupakah mereka akan sabda
Nabi SAW?
“seseorang akan dikumpulkan
dengan orang yang dicintainya,” (HR. Bukhari)
Lalu siapakah yang kita
cintai ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar