Sering didapati, orang-orang yang telah Allah
anugerahi sebuah kenikmatan, tidak bersyukur dengannya dan mengharapkan sesuatu
yang lain. Akan tetapi jika sesuatu yang lain itu sudah dianugerahkan, bukannya
disyukuri malah diacuhkan dan berharap yang lain. Sebagai contoh banyak orang
yang tinggal di gunung merindukan pantai. Yang tinggal di pantai merindukan
gunung. Di musim kemarau merindukan hujan dan sebaliknya, yang rambut pirang
mengagumi yang berambut hitam dan sebaliknya, dan masih banyak lagi
Memang sulit menjadi bahagia
sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah
dimiliki keindahan itu pudar. Begitulah tabiat manusia, tidak pernah mau
mensyukuri yang ada, dan selalu mengejar yang belum dicapai.
Kebahagiaan tidak akan pernah
didapat kalau hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa
yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur. Seyogyanya rasa syukur mejadi pribadi
seorang muslim yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah dimiliki.
Jangan Seperti Bani Israil
Bani Israil adalah suatu bangsa
yang Allah anugerahkan kepada mereka kenikmatan yang sangat banyak, mereka
diberkahi dengan banyaknya Nabi yang Allah utus dari keturunan mereka, tetapi
balasan apakah yang mereka berikan ?
Mereka justru membunuh Nabi-Nabi
mereka sendiri. Mereka adalah suatu bangsa yang tidak tahu terimakasih. Hal itu
tergambar jelas di surat Al-Baqarah, bagaimana Allah member mereka makanan yang
turun dari langit. Anugerah ini belum pernah Allah berikan kepada umat
sebelumnya dan sesudahnya. Anugerah yang sungguh sangat luar biasa, memakan
makanan yang turun dari langit ? itu impian semua umat manusia. Lalu apa mereka
bersyukur dengan itu ? Ternyata tidak, mereka mau sesuatu yang lain, mereka
memprotes Nabi mereka (Musa AS) tidak puas kalau hanya dengan itu saja.
Adzab Akibat
Mengingkari Nikmat Allah
Allah mengutuk mereka menjadi kera sebagaiman firman Allah
SWT :
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنْكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ
Artinya :
Dan sesungguhnya telah kamu
ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami
berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".
Para ahli tafsir berbeda pendapat
mengenai apakah mereka benar-benar menjadi kera atau berperilaku seperti kera.
Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa perilakunya saja yang menjadi
seperti kera. Akan tetapi ulama yang lain berpendapat bahwa mereka memang
benar-benar menjadi kera . (Ibnu Kasir)
Mereka tidak mendurhakai Allah
dengan keduharkaan yang nyata melainkan bermula dari hal yang sepele, yaitu
tidak mensyukuri anugerah yang Allah berikan.
Mulai dari sekarang
Berhenti mengejar-ngejar untuk
sejenak saja, dan mulailah merenungi apa yang sudah digapai, lalu bandingkan
dengan tahun-tahun yang telah lalu. Maka seseorang akan mendapati, betapa agung
anugerah yang Allah berikan kepadanya.
“Bukanlah kekayaan itu lantaran
banyak harta, tetapi kekayaan itu adalah kekayaan jiwa,” (HR. Al-Bukhari &
Muslim)
Sangat jelas tergambar dalam
hadits di atas bahwa seseorang sangat dianjurkan untuk bekerja keras dalam
menggapai tujuan yang dia kehendaki. Danmensyukuri atas hasil yang dia capai,
walaupun mungkin tidak sebesar yang dia harapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar