Sudah menjadi kebiasaan yang umum bagi suami istri
yang sudah lama menikah menjaga jarak dengan pasangannya, teruma pasutri yang
sama-sama telah berumur, dimana biasanya sifat romantic makin pudar, bahkan
tidur bersama cucunya ketimbang suaminya. Boleh jadi si istri berpandangan
suaminya sudah tua dan loyo, sehingga tidak perlu didekati.
Cara padang seperti ini sungguh
banyak terjadi dalam keluarga muslim yang telah tua. Dan cara pergaulan pasutri
demikian adalah salah. Kenapa demikian ? Karena suami istri adalah pasangan
yang unik yang hanya mereka berdua saja yang saling memahami, dan akan menjadi
makin memahami satu dengan yang lainnya ketika mereka saling berdekatan.
Di samping itu seorang lelaki itu
meskipun sudah tua tetaplah ingin bersikap romantic terhadap istrinya, meskipun
tidak berhubungan seksual. Maka dari itu apabila istrinya menutup pintu
romantisme dengan alasan telah tua, maka sesungguhnya si istri ini rugi.
Bagaimana tidak rugi bila seharusnya ia mendapatkan banyak pahala karena
menyenangkan suami tetapi tidak dilakukannya hanya karena tidak enak dengan
orang lain. Sungguh ini alasan yang jauh dari kebaikan. Mungkin beberapa
romantisme Rasulullah yang dapat dijadikan pelajaran bagi para pasutri, padahal
ketika itu usia Nabi SAW sudah menginjak kepala 6.
“ Dari Anas ra ia berkata :” Aku melihat Nabi SAW menyiapkan kelambu di
atas unta untuk Shafiah lalu beliau duduk dekat unta dan meletakkan lututnya
(untuk dijadikan tangga), lalu Shafiah naik ke atas unta melalui lutut beliau.”
(Bukhari).
Dari Aisyah ra, ia berkata :” Orang-orang Habasyah masuk ke dalam masjid
untuk bermain (pedang), maka Nabi SAW, bertanya kepadaku:”Wahai
Khumaira’(panggilan sayang untuk Aisyah), apa engkau ingin melihat mereka?”
Aisyah menjawab :”Ya” Maka beliaupun berdiri di pintu, kemudian aku
mendatanginya lalu aku letakkan daguku di atas pundaknya dan aku sandarkan
wajahku di pipinya (Setelah agak lama). Rasullullah pun bertanya :’sudah cukup
?” Aisyah menjawab: “Wahai Rasulullah, jangan terburu-buru.” Lalu beliau
(tetap) berdiri untukku. Setelah beberapa beliau bertanya lagi: Sudah cukup?
Aku pun menjawab:” Wahai Rasullullah, jangan terburu-buru. Dan itu terus beliau
lakukan hingga aku bosan sendiri.” (Bukhari).
“Adalah Rasullullah SAW apabila datang waktu malam, beliau
berjalan-jalan bersama Aisyah dan berbincang-bincang dengannya.”(Bukhari)