Mengerjakan shalat sunnah tidak ada larangan, bahkan sesuatu
yang bagus dan jarang orang jaman sekarang mengamalkannya. Tetapi ketika
berlebihan apapun menjadi tidak baik meski itu memiliki nilai pahala. Meski tenaga yang dimiliki seseorang berlebih
tetap tidak boleh berlebihan apalagi hingga melupakan atau meninggalkan perkara
yang wajib.
Larangan berlebih-lebihan
Hal ini masuk kategori israf, dan ini adalah sebuah
larangan. Allah SWT berfirman
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
memasuki masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al
A’raaf [7] : 31)
Salah satu hal negative yang harus dijauhi oleh seorang
muslim dan keluarga muslim adalah israf (berlebih-lebihan) dalam urusan
sandang, pangan, papan, maupun ibadah. Ayat di atas adalah larangan keras
terhadap perbuatan israf dalam segala hal.
Diriwayatkan dari Abu NU’amah, bahwasanya ‘Abdullah bin
Mughaffal mendengar anaknya berdoa , “Ya, Allah aku meminta kepada-Mu istana
putih di sebelah kanan Surga, bilamana akau memasukinya.” Maka ia pun berkata,”
Hai, anakku, mintalah Surga kepada Allah dan berlindunglah kepada-Nya dari api
neraka. Karena aku mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda,” Sesungguhnya, aka
nada nanti di tengah ummat ini orang-orang yang melampaui batas dalam bersuci
dan berdoa.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ulama melarang
Meskipun Qiyamullail berpahala besar namun tidak selayaknya
seseorang menyibukkan diri dengannya sampai tidak mampu atau tertidur ketika
harus melaksanakan shalat SUbuh. Abu Hamid Al-Ghazali menyebut orang yang sibuk
shalat malam sehingga subuhnya ketinggalan sebagai orang yang membangun sebuah
istana tetapi membinasakan satu kota.
Imam Malik dalam Al-Muwatha’ menulis bahwa suatu hari Umar
bin Khattab radhiyallahu’anhu tidak mendapati Sulaiman bin Abu Khatsmah saat
shalat Subuh. Pagi itu Umar pergi ke pasar, rumah Sulaiman berada di antara
pasar dan masjid Nabawi. Dalam perjalanan Umar bertemu dengan Syifa’ , Ibu
Sulaiman. Umar bertanya,” Subuh tadi saya tidak melihat SUlaiman, ada apa?
Syifa’ menjawab, “ Semalam dia bangun shalat. Setelah itu dia diserang kantuk
hebat,” Umar pun berkata,” Bisa
mengikuti shalat subuh berjamaah lebih aku sukai daripada shalat
semalaman suntuk